Beragama Tanpa Ambyar

Spread the love

Oleh: Abdush Shobur*

Wis kebacut ambyar remuk sing ning ati
Opo ngene iki sing jenenge korban janji
Wis ambyar aku kudu kepiye
Metu ngendi supoyo ketemu kowe

Demikianlah potongan syair lagu “Ambyar” milik Didi Kempot yang viral itu. Istilah ambyar semakin viral manakala Didi Kempot memberi nama fans setianya dengan sebutan Sobat Ambyar. Seperti kita tahu, bahwa Didi Kempot dengan lagu-lagu yang berbahasa jawa itu telah mampu menghipnotis berbagai kalangan masyarakat. Bahkan, pengaruh lagu-lagu Campursari Didi Kempot itu juga telah memasuki cara pergaulan dan komunikasi para pemuda di perkotaan.

Lagu Ambyar milik Didi Kempot ini menceritakan seseorang yang hancur, sedih, marah, dan kecewa yang memuncak karena ditinggal oleh sang kekasih yang sangat dicintainya. Sehingga, setelah viral lagu tersebut, banyak kalangan yang menggunakan kata “ambyar” dalam obrolan kesehariannya untuk menunjukkan perasaan yang klimaks tentang kesedihan dan kekecewaan. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) sendiri, kata ambyar dimaknai dengan bercerai-berai, berpisah-pisah, tidak terkonsentrasi lagi.

Gambaran perasaan ambyar yang ada di lirik lagu Didi Kempot itu ternyata seringkali terjadi pada kehidupan nyata, dimana kita akan menghadapi berbagai macam ujian kehidupan dari Allah SWT. Ujian itu mulai dari masalah yang sepele hingga yang besar, yang bersumber dari yang terdekat (keluarga) hingga dari orang yang tidak kita kenal sama sekali. Bahkan, tanpa kita sadari ujian itu datang dan bersumber dari diri kita sendiri. Iya, disebabkan karena dosa dan kelalaian kita.

Tidak jarang, berbagai masalah atau ujian yang kita hadapi membuat hati kita hancur, sedih, takut, kecewa, galau dan marah. Masalah itu telah membuat ambyar hati kita. Bahkan, ada yang memutuskan untuk mengakhiri hidupnya. Beginikah cara orang yang mengaku beragama dalam menghadapi masalah?

Agama datang untuk memberikan kemudahan kepada kita. Agama (Islam) dibawa oleh Rasulullah sebagai cahaya untuk kita yang berada dalam kegelapan. Agama sejatinya memberikan jalan kebahagiaan untuk kita. Kesedihan, kekecewaan, kegalauan, kemarahan, dan kebingungan akan terbantahkan oleh cara beragama yang benar.

Agama mengajarkan kita untuk menyembah dan meminta pertolongan hanya kepada Allah. Tidak sepantasnya semua masalah disebar dan diceritakan kepada banyak manusia. Lari dan bersimpuhlah kepada Allah SWT. Adukan semua masalah hanya kepada Allah SWT. Maka, dalam kehidupan kita tidak akan ada kata ambyar. Kesedihan dan kekecewaan yang memuncak adalah karena kita belum mampu beragama dengan baik.

Mari kita rengungkan firman Allah ini, “Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, Maka (jawablah), bahwasanya Aku adalah dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang berdoa apabila ia memohon kepada-Ku, Maka hendaklah mereka itu memenuhi (segala perintah-Ku) dan hendaklah mereka beriman kepada-Ku, agar mereka selalu berada dalam kebenaran.” (QS. Al-Baqarah:186)

Perhatikanlah ayat ini. Di dalam Al-Qur’an yang biasa memakai uslub soal-jawab, biasanya pertanyaan akan diikuti dengan kata-kata “katakanlah”, seperti dalam Al-Baqarah ayat 189, 215, 217, dan banyak lagi. Namun, pada ayat 186 ini Allah langsung menjawab: “Aku Sangat Dekat”. Allah menegaskan AKU DEKAT DENGANMU. DAN AKU LEBIH DEKAT DARIPADA URAT NADIMU SENDIRI. AKU AKAN MENGABULKAN DOA ORANG YANG MEMINTA KEPADAKU.

Jika kita renungkan dan resapi dengan sungguh-sungguh firman Allah itu, maka tidak ada masalah apapun yang mampu membuat hati kita ambyar.

Ingatlah, Sesungguhnya wali-wali Allah itu, tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati.” (QS. Yunus, ayat 62)

Inilah cara beragama yang baik. Beragama tanpa ambyar. Meyakini bahwa Allah adalah Tuhan yang Mahadekat dengan kita, mengabulkan doa setiap hamba-Nya, dan tidak sedikit pun menghendaki kesulitan pada kita.

“…Allah menghendaki kemudahan bagi kalian dan tidak menghendaki kesulitan.” (QS. Al-Baqarah:185)

*Penulis adalah kader PAC ISNU Kedawung, peserta pelatihan menulis literasi.id & kini pengajar di MTs. Nurul Huda Bekasi

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Previous post Peduli Covid19, ISNU Gegesik Kembali Gelar Aksi Sosial Bagi Masker Gratis bareng IPNU dan IPPNU Kecamatan Gegesik
Next post Peduli Covid 19, ISNU Gegesik Bagikan Donasi APD dan Masker Ke Puskemas dan RSUD
ISNU KABUPATEN CIREBON