Menyoal Perda Rencana Tata Ruang Wilayah

Spread the love

Sarjana.nucirebon.or.id – ISNU Kabupaten kembali menggelar diskusi Midang Bareng. Pada seri kedua ini, Midang Bareng digelar di Parkiran Wisata Mangrove Caplok Barong Desa Ambulu Kecamatan Losari Kabupaten (28/11/2020).

Tema yang diangkat dalam kesempatan kali ini yaitu Kajian Kritis Menyoal Perda Nomor 7 Tahun 2018 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Cirebon tahun 2018-2038, dimana menurut sejumlah kalangan Perda tersebut sarat dengan kontroversi.

Acara yang dipandu oleh Kang Abdul Muiz Syaerozie ini merupakan agenda bulanan PC ISNU Kabupaten Cirebon. Pada setiap kesempatan Midang Bareng, ISNU menghadirkan narasumber dari berbagai unsur yang otoritatif terkait isu yang sedang dibahas, mulai dari pemerintah (eksekutif dan legislatif) selaku pemegang kebijakan, akademisi, aktifis, hingga budayawan.

Pada kesempatan Midang Bareng kali ini, dari unsur legislatif ISNU Cirebon mengundang H. Musthofa, mantan ketua DPRD, sekaligus ketua fraksi PDIP DPRD Kabupaten Cirebon. Selain itu, kami juga mengundang Kang Luthfi, ketua DPRD Kabupaten Cirebon. Hanya saja, yang berkenan hadir dari unsur legislatif hanya Kang Luthfi. Padahal, semestinya mantan ketua DPRD bisa ikut bergabung, sebab Perda RTRW tersebut disahkan pada tahun 2018, semasa H Musthofa masih menjadi ketua. Sehingga dia bisa dimintai keterangan lebih mendalam. Apalagi melihat Perda tersebut ditandatangani oleh Plt. Bupati, yaitu Selly Gantina. Karena itu, Perda tersebut dianggap cacat hukum.

Sementara itu, dari kalangan budayawan, ISNU menghadirkan Kang Ubay Baequni, ketua Lesbumi Kabupaten Cirebon. Dalam pemaparannya, Kang Ubay mempersoalkan keabsahan Perda tersebut, melihat Perda ditandatangani oleh Plt. Bupati Cirebon saat itu, dimana menurutnya, Plt. tidak berkewenangan mengesahkan Perda. Sehingga, peraturan tersebut cacat secara hukum, dan terkait hal ini telah dilayangkan gugatan dan protes secara terbuka.

Dari kalangan pegiat lingkungan hidup, kami menghadirkan Kang Ridwan. Aktifis ini awalnya enggan bicara. Tapi di ujung acara, malah menghadirkan para pasukannya dengan berbagai poster karikaturnya. Lantas ia minta waktu untuk bersuara.

Selain itu, dari kalangan akademisi, kami sejatinya menghadirkan Kang Syatori, yang juga aktifis lingkungan hidup. Hanya saja yang bersangkutan tidak bisa hadir, dengan alasan ada acara kedinasan. (Kang Syatori ini aktifis atau pejabat sih..ampuuuun, Kang.. ckck). Padahal, ini momentum yang tepat untuk bisa berdiskusi bersama, menyuarakan kegelisahan rakyat kecil, serta menyampaikan kajian akademis kritis terkit dampak bagi ekosistem, kearifan lokal dan lingkungan hidup, sekaligus menyampaikan kajian akademik terkait persoalan tersebut.

Dari kalangan eksekutif, kami sejatinya mengundang narasumber dari Kepala Biro Hukum Kabupaten Cirebon, Dinas Kelautan dan Perikanan dan Bappelitbangda. Akan tetapi, yang tampak hadir hanya dari Dinas Kelautan dan Perikanan.

Acara berjalan cukup sukses, meskipun sempat ada riak dari kalangan aktifis lingkungan hidup, bahwa ini giat dicurigai sebagai upaya dukungan terhadap pergeseran dari Agraria ke Industri. Padahal, ini murni kajian kritis selaku insan sarjana, ikut mengawal kebijakan pemerintah, agar sesuai rel dan mempertimbangkan kemaslahatan rakyat.

Lantas, mengapa acara digelar di dekat wisata konservasi Bakau/Mangrove? Apa ada udang di balik batu, misalnya akan ada reklamasi pantai ke industrialisasi dengan menghadirkan para kapitalis baru? Itulah kekhawatiran sebagian pihak.

Dipilihkan kawasan objek wisata Mangrove ini malah di antaranya agar satu-satunya Hutan Wisata Mangrove di Cirebon ini bisa dikenal lebih luas lagi oleh para wisatawan, tidak hanya dalam level Cirebon, tapi Nasional. Info yang kami peroleh dari pengelola dan perangkat desa, bahwa Wisata Mangrove ini dikelola dan ditangani langsung oleh Desa melalui Bumdes.

Diharapkan, objek Wisata berbasis konservasi lingkungan hidup ini bisa menjadi alternatif dan destinasi bagi para wisatawan yang berkunjung di Cirebon.

Terima kasih kepada semua elemen yang mendukung acara Midang Bareng ISNU. Terima kasih disampaikan kepada pengelola Wisata Mangrove Caplok Barong Ambulu Losari. Terima kasih juga kepada para kader PMII STAI Cirebon, PMII Komisariat UNU Cirebon, PAC Anshor Losari, PAC IPNU-IPPNU Losari yang ikut meramaikan acara kali ini. (Masyhari)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Previous post Dari Budidaya Pertanian ke Industri:  Mengkaji Status Wilayah Cirebon Timur dalam Perda RTRW Kabupaten Cirebon
Next post Corona dan Respon Masyarakat Indonesia
ISNU KABUPATEN CIREBON