Tetap Sabar Di Saat Was-Was, Cemas dan Gemas

Spread the love

Oleh: Irfan Azis

Sudah sepekan lebih saya mengikuti aturan untuk “tetap di rumah”. Alhamdulillah, meskipun di rumah, melalui TV dan hape, informasi yang sampai ke batok kepala saya masih mengalir deras. Tak terkecuali info seputar wabah Covid 19 yang oleh salah satu teman facebook saya disebutnya sebagai Kopet 19.

Wabah Kopet-19, eh Covid 19 ini, bagaimanapun telah membuat kita was-was, cemas dan juga gemas. Kita was-was apakah di tubuh kita saat ini bebas dari wabah tersebut atau tidak. Kita was-was jangan-jangan orang yang kita temui telah mengantarkan virus tersebut ke tubuh kita.

Kalaupun saat ini kita sehat walafiat, tidak ada tanda-tanda terpapar virus berlabel pandemik itu, kita tetap cemas, karena jumlah yang terserang Covid 19 terus bertambah. Kita berharap, wabah ini akan hilang dalam waktu cepat dan saat itu kita masih tetap sehat walafiat. Tapi sekali lagi, kita tetap cemas, karena kita tidak tahu seberapa cepat Covid 19 ini akan musnah dan berhenti mewabah.

Di sisi lain kita juga gemas. Bagaimana tidak, di tengah situasi seperti ini, masih ada saja pihak-pihak yang sok yes, merasa sudah dekat dengan Allah, dan mengeluarkan statemen-statemen nyleneh, yang tidak sejalan dengan protokol penanganan wabah global ini.

Kita memang tidak tahu Covid 19 ini wabah alamiah, rekayasa orang jahat, konspirasi perang era “papat titik nol”, tentara tuhan atau fenomena apa? Yang kita tahu jika suatu penyakit sudah disebut wabah, apalagi wabah global berarti semuanya (termasuk saya dan Anda ) bisa tertular juga.

Sebelum kita berserah (tawakkal) pada Allah, memasrahkan segala keterbatasan kita terkait wabah ini kepada-Nya Yang Maha Perkasa, pasti kita sepakat bahwa manusia punya kewajiban menyempurnakan ikhtiar. Mengikuti aturan tetap di rumah dan aturan aturan lainnya dalam menghadapi Covid 19 adalah wujud ikhtiar kita, usaha lahiriah kita.

Ikhtiar tetap di rumah, dll.  itu tentu bukan tanpa alasan. Sebagai manusia kita mengenal ketetapan-ketetapan (takdir) Allah melalui hukum-hukum alam yang dicerap  panca indera kita. Kita tahu takdir api adalah membakar. Maka kita harus berhati-hati saat harus menggunakannya. Jika suatu ketika, saat ada kebakaran rumah, lalu kita nekat masuk ke dalamnya,  maka secara hukum alam kita akan gosong.

Menurut hukum alam, siapa yang belajar akan pintar, siapa yang bekerja keras akan mendapatkan, siapa yang sabar akan sukses, siapa yang boros akan bangkrut, siapa yang hemat akan kaya, dan seterusnya.

Covid 19 sudah dinyatakan oleh WHO (organisasi kesehatan dunia) sebagai wabah pandemik alias wabah global di seluruh dunia. Maka, siapa yang “ngeyel” menentang aturan Tuhan WHO, kemungkinan besarnya akan bernasib seperti Bani Israel Italia. Naudzu billahi min dzalik. Semoga Indonesia bisa menangani kasus Covid 19 dengan baik.

Sebagai orang awam dalam virologi hal pervirusan, ikhtiar kita adalah mengikuti aturan dari pihak berwenang terkait penanganan wabah tersebut.

Yang jelas, wabah ini bersifat sementara, itu yang kita yakini. Setelah situasi sulit ini pasti kemudahan akan datang lagi. Bahwa setiap kesulitan sejatinya di antara dua kemudahan. Maka, janganlah kita mempersulit diri, menentang sunnatullah lalu bertindak bodoh di sana sini.  Sekarang, kesabaran kita semua diuji. Sabar “diam di rumah”. Sabar untuk taat aturan bagi yang harus tetap bekerja di luar rumah. Sabar untuk berdamai dan menerima kenyataan. Sabar untuk tetap berani  menatap harapan, menyiapkan dan menyusun rencana rencana strategis di masa depan.

Kesabaran ini, semoga akan mengantarkan kita sukses memutus mata rantai penyebaran virus di satu sisi, dan di sisi lain kita bisa terus berada di track “lurus” menuju masa depan yang lebih bagus. Amin. Wallahu A’lam

Salam

* Penulis adalah dosen IAIN Syekh Nurjati Cirebon

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Di rumah saja Previous post Darurat Corona, Masihkah Salat Jumat dan Berjamaah di Masjid?
Next post Deddy Corbuzier Galang APD untuk Tenaga Medis Melalui Lazisnu
ISNU KABUPATEN CIREBON